PENELITIAN PROGRAM EVALUASI
Oleh : Ade Ardo Fittra
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap penelitian tidak terlepas
dari metode, maka perlu di ungkapkan mengenai pengertian metode. Metode berasal
dari bahasa Yunani yakni methodos yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu
jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya
untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
termasuk keabsaha[1].
Sedangkan Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah.
Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan
masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah[2].
Penelitian sebagai aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada kegunaan yang
ingin dicapai, baik untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Soerjano Soekanto penelitian adalah
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan
secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Jadi, Metodologi Penelitiaan
adalah ilmu yang membahas tentang suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah ataupun sebagai pengembangkan ilmu pengetahuan dengan
menggunakan metode-metode ilmiah.
Dalam kaitannya dengan makalah ini
adalah tentang program evaluasi dalam persoalan penelitian, maka secara
pembahasannya evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi
pihak peneliti untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan.
Dalam evaluasi terdapat perbedaan
yang mendasar dengan penelitian meskipun secara prinsip, antara kedua kegiatan
ini memiliki metode yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan
pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove) maka evaluasi bertujuan untuk
mengembangkan (improve). Terkadang,
penelitian dan evaluasi juga digabung menjadi satu frase, penelitian evaluasi.
Hal ini mengandung makna pengumpulan informasi tentang hasil yang telah dicapai
oleh sebuah program yang dilaksanakan secara sistematik dengan menggunakan
metodologi ilmiah sehingga darinya dapat dihasilkan data yang akurat dan
obyektif. Oleh karena itu perlu kiranya akan di bahas pada bagian pembahasana
mengenai Penelitian Program Evaluasi secara mendalam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian Program Evaluasi
Pemahaman mengenai pengertian
evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang
bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam, evaluasi
adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya Djaali, Mulyono dan Ramli mendefinisikan bahwa Evaluasi
sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan standar objektif yang telah
ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi. Rutman mendefinisikan
evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi suatu
program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky mendefinisikan
evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai
rancangan,implementasi dan efektifitas suatu program. Wirawan mengatakan evaluasi adalah
proses mengumpulkan dan menyajikan informasi mengenai objek evaluasi,
menilainya dengan standar evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil
keputusan mengenai objek evaluasi[3].
Dari definisi evaluasi di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang
sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam
rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu
program. Sedangkan evaluasi program merupakan langkah awal dalam supervisi,
yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian
pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat
terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan masukan hasil
evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan
tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.
Oleh karena itu, penelitian program
evaluasi juga memiliki pengertian yang berbeda oleh beberapa pakar.
1. Weiss
menyatakan; Penelitian Program Evaluasi adalah penelitian terapan yang
merupakan cara yang sistematis untuk mengetahui evektivitas suatu program,
tindakan atau kebijakan obyek lain yang di teliti bila di bandingkan dengan tujuan
atau standar yang ditetapkan. Penelitian evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan efektivitas suatu kebijakan atau program berdasarkan umpan balik
dari orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut.
2.
Mc. David dan
Hawthorn menyatakan; Penelitian Evaluasi merupakan proses yang sistematik untuk
memperoleh dan menginterpretasikan informasi untuk menjawab pertanyaan suatu
program[4].
Berdasarkan pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Program Evaluasi adalah cara ilmiah, empiris, dan
sistematis untuk mendapatkan data dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas
dan efisiensi suatu program. Penelitian evaluasi dengan menggunakan standar dan
orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan yang dievaluasi. Hasil dari
penelitian evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan kualitas perumusan, implementasi dan hasil dari suatu proyek,
kebijakan dan program. Penelitian evaluasi dapat menggunakan metode kuantitatif
dan kualitatif.
B.
Tujuan Penelitian Program Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan
mempunyai tujuan tertentu. Demikian juga dengan penelitian evaluasi yang
bertujuan untuk melakukan evaluasi berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai program tersebut hingga mengetahui hasilnya. Ada dua model tujuan
evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada
program secara keseluruhan. Sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada
masing-masing komponen. Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk
melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan
program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi,
program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan
demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan
didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan
data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan
apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.
Secara umum penelitian evaluasi
program diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan
suatu praktik program yang dilakukan oleh calon peneliti. Dalam suatu rancangan
program baru, kegiatan memerlukan data hasil evaluasi program yang lalu untuk
membantu perencanaan hingga proses kegiatan program yang baru.
Program atau kegiatan yang baru
harus dinamis, berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan
tuntutan perubahan masyarakat (audience). Sehingga untuk mengetahui perubahan,
kelayakan dan berjalanya program
tersebut maka perlu diuji program tersebut. Melanjutkan program atau kegiatan
yang tidk layak, hanya akan membuang – buang biaya, waktu dan tenaga saja.
Secara lebih rinci tujuan penelitian evaluatisi
program adalah[5]:
1. Membantu
perencanaan untuk pelaksanaan program.
2. Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan
atau perubahan program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan
atau penghentia program karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya
atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang
diharapkan.
4. Menemukan
fakta – fakta dukungan dan penolakan terhadap program
C. Model-Model Program Evaluasi
Ada banyak model yang bisa
digunakan dalam melakukan evaluasi program khususnya program pendidikan.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara model-model tersebut, tetapi secara
umum model-model tersebut memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau
informasi obyek yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil
kebijakan. model-model evaluasi dapat dikelompokan menjadi enam yaitu :
1. Goal Oriented
Evaluation.
Dalam model ini, seorang evaluator
secara terus menerus melakukan pantauan terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Penilaian yang terus-menerus ini menilai kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta
program serta efektifitas temuan-temuan yang dicapai oleh sebuah program. Model
ini melihat lebih jauh tentang adanya kesenjangan yang ada dalam setiap
komponen yakni apa yang seharusnya dan apa yang secara riil telah dicapai.
2. Decision Oriented
Evaluation.
Dalam model ini, evaluasi harus
dapat memberikan landasan berupa informasi-informasi yang akurat dan obyektif
bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan
program. Evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam merupakan salah satu
contoh model evaluasi ini. Model CIPP merupakan salah satu model yang paling
sering dipakai oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi
sesuai dengan nama model itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product.
Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari
evaluasi yang bertujuan menyediakan alasan-alasan dalam penentuan tujuan.
Karenanya upaya yang dilakukan evaluator dalam evaluasi konteks ini adalah
memberikan gambaran dan rincian terhadap lingkungan, kebutuhan serta tujuan.
Evaluasi input (input evaluation) merupakan evaluasi
yang bertujuan menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan
sumberdaya yang tersedia dalam mencapai tujuan program.
Evaluasi proses (process evaluation) diarahkan pada
sejauh mana kegiatan yang direncanakan tersebut sudah dilaksanakan. Ketika
sebuah program telah disetujui dan dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses
dalam menyediakan umpan balik bagi orang yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan program tersebut.
Evaluasi Produk (product evaluation) merupakan bagian
terakhir dari model CIPP. Evaluasi ini bertujuan mengukur dan
menginterpretasikan capaian-capaian program. Evaluasi produk menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada input. Dalam proses ini, evaluasi produk
menyediakan informasi apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali
atau bahkan akan dihentikan.
3. Transactional Evaluation.
Dalam model ini, evaluasi berusaha
melukiskan proses sebuah program dan pandangan tentang nilai dari orang-orang
yang terlibat dalam program tersebut.
4. Evaluation
Research.
Sebagaimana disebutkan diatas,
penelitian evaluasi memfokuskan kegiatannya pada penjelasan dampak-dampak
pendidikan serta mencari solusi-solusi terkait dengan strategi instruksional.
5. Goal Free Evaluation.
Model yang dikembangkan oleh
Michael Scriven ini yakni Goal Free
Evaluation Model ini justru tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan
program sebagaimana model goal oriented
evaluation. Harus diperhatikan justru adalah bagaimana proses pelaksanaan
program, dengan jalan mengidentifikasi kejadian-kejadian yang terjadi selama
pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.
6. Adversary
Evaluation.
Model ini didasarkan pada prosedur
yang digunakan oleh lembaga hukum. Dalam prakteknya, model adversary terdiri atas empat tahapan yaitu:
a. Mengungkapkan rentangan isu yang luas dengan cara
melakukan survey berbagai kelompok yang terlibat dalam satu program untuk
menentukan kepercayaan itu sebagai isu yang relevan.
b. Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.
c. Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan
dan memberikan kepada mereka kesempatan untuk berargumen.
d. Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal. Tim
evaluasi ini kemudian mengemukakan argument-argumen dan bukti sebelum mengambil
keputusan.
e. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses
psikologis, sosial, politik, dalam pelaksanaan program serta faktor – faktor
yang mempengaruhi program.
f. Menyebarluaskan program, karena program tersebut
sudah berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat
waktu yang lain[6].
D.
Desain Program Evaluasi
Desain program evaluasi yang
menggunakan pendekatan kuantitatif agak berbeda dengan desain penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dikenal banyak orang mempunyai ciri fleksibel
dalam metode pengumpulan datanya dan pada saat proses berlangsung bisa saja
penelitinya mengembangkan datanya sejauh itu masih dalam konteks menggali
informasi yang nantinya dapat digunakan untuk membangun teori baru. Sedangkan
pada evaluasi program informasi apa yang akan dikumpulkan telah ditetapkan pada
awal penentuan desain dan sedapat mungkin pada saat pengumpulan informasi tidak
terjadi perluasan pencarian informasi dengan alasan mencari titik jenuh kepusan
peneliti
Dalam mengumpulkan informasi, Karakteristik
lain yang ada pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif seperti
posisi peneliti dalam konteks penelitian, unit informasi dan unit analisis,
tipe informasi yang dikumpulkan, analisis data serta cara menyimpulkan juga
digunakan dalam evaluasi program yang bersifat kualitatif . Format rancangannya
mencakup konteks atau pernyataan tentang apa yang mendasari perlunya dilakukan
evaluasi terhadap suatu program, kemudian apa tujuan dilakukannya evaluasi
program. Selanjutnya akan disepakati dahulu asumsi yang relevan, aturan-aturan
dalam pengumpulan informasi serta cara pengumpulan informasi, pengorganisasian
data, analisis data, serta verifikasi data.
Pada pendekatan kualitatif,
karakteristik yang menonjol adalah pada posisi evaluator dalam pelaksanaan
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi tentang suatu program,
evaluator walaupun bukan bagian dari pelaku di dalam program, tetapi pada
pendekatan kualitatif evaluator harus berada dalam program dan mempunyai
aksesibilitas yang tinggi terhadap semua komponen program. Tujuan utama
evaluasi program dengan pendekatan kualitatif adalah mendapatkan gambaran yang
menyeluruh tentang suatu program di semua aspeknya. Pendekatan ini menekankan
pada mendapatkan pemahaman lebih luas dan cenderung membentuk perspektif yang
tak berujung dari suatu fenomena atau kejadian tertentu. Tujuan utama
digunakannya pendekatan ini adalah menemukan kekuatan dan kelemahan program
dari berbagai sudut pandang.
Berbeda dengan pendekatan kuantitatif
pertanyaan yang menjadi fokus evaluasi tidak menggambarkan adanya variable,
data yang dikumpulkan akan ditampilkan dalam bentuk yang berbeda, tidak terlalu
mementingkan metode sampling, dan pengolahan data tidak selalu menggunakan uji
statistika tertentu. Biasanya pada pengolahan data akan dipilih cara yang lebih
banyak menyatakan kualitas interaksi antara satu data dengan data lainnya dalam
konteks menggambarkan situasi dan kondisi pada saat fenomena tertentu muncul. Kesimpulannyapun
dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang berbentuk deskripsi sehingga orang
dapat melihat suatu gambaran yang utuh tentang suatu program[7].
E. Prosedur Penelitian Program Evaluasi
Prosedur program evaluasi biasanya
mulai dari mendesain, lalu menentukan sample, mengumpulkan data, kemudian
dianalisis. Perbedaan yang mencolok antara pendekatan kualitatif dan
kuantitatif adalah prosedur dalam mengumpulkan data tidak mengikuti alur
tertentu yang linier artinya pengumpulan data bisa maju dan mundur sesuai
dengan kebutuhan informasi dan keperluan penelusuran untuk mendapatkan semua
informasi yang diperlukan. Ada cara untuk mencegah evaluator kehilangan focus
yaitu dengan menggunakan FQE (Focused
Qualitative Evaluation).
Alat pengumpul data yang digunakan
pada program evaluasi bisa berupa catatan tentang kasus-kasus, pedoman
wawancara, kuesioner, transkripsi rekaman suara, video, atau berupa foto,
sosiogram, reka ulang, judicial review. Data yang terkumpul biasanya diberi
kode dan diorganisasikan sedemikian rupa berdasarkan tingkat relevansinya
dengan suatu fenomena atau peristiwa tertentu yang terjadi dalam program. Data
tersebut nantinya akan dianalisis dengan cara mengelompokkan berdasarkan
peristiwa yang terjadi dalam program.
Evaluasi biasanya diperlukan pada
program-program pilot project yang masih ingin dicari kekuatan dan
kelemahannya. Hasil evaluasi nantinya akan digunakan untuk keperluan
pengembangan program dengan cakupan yang lebih luas. Tahap-tahap evaluasi program
secara garis besar adalah
a. Menentukan tujuan evaluasi, jangka waktu
evaluasi, dan factor pendukung lain seperti aksesibilitas ke dalam program.
b. Menentukan unit analisis yang merujuk kepada individu
yang terlibat dalam program (panitia, peserta, penyandang dana, pengguna output
program, unsure pendukung program).
c. Menentukan sample, jenis data yang akan
dikumpulkan, cara menganalisis data, dan cara menyimpulkan.
Maka prosedur evaluasi program yang
lebih rinci dapat dilihat di bawah ini: Menentukan focus evaluasi =>
Menentukan unit analisis => Menjajagi aksesibilitas => Menentukan cara
mengumpulkan data => Menentukan cara menganalisis data => Menampilan data
evaluasi => Kesimpulan terhadap program evaluasi[8].
F.
Jenis Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi dapat di bagi
menjadi dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif diperlukan untuk
memperbaiki obyek yang diteliti, dengan cara menilai kualitas pelaksanaan
program dan konteks organisasi, seperti personil, prosedur kerja, dan input.
Evaluasi formatif digunakan untuk mendapatkan feedback dari suatu aktivitas dalam bentuk proses, sehingga dapat
di gunakan untuk meningkatkan kualitas program yang berlangsung. Sedangkan
evaluasi sumatif di gunakan untuk mengetahui hasil dari suatu program. Evaluasi
dilakukan dengan cara mendeskripsikan apa yang terjadi sebagai akibat dari
pelaksanaan program, mendiskripsikan seluruh dampak baik yang ditargetkan
maupun tidak, dan mengestimasi biaya yang terkait dengan program yang telah
dilaksanakan.
Secara teoritis pelaksanaannya,
kedua jenis evaluasi ini dilakukan secara berimbang. Evaluasi formatif dapat
dilakukan sejak awal program dilaksanakan, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan
pada akhir program. Dengan seringnya dilakukan evaluasi formatif, maka pembuat
program akan mengetahui kelemahan dan hambatan selama program dilaksanakan.
Dengan diketahuinya kelemahan dan hambatan selama pelaksanaan program tersebut,
maka akan segera dilakukan perbaikan. Sedangkan evaluasi sumatif akan
menghadirkan hasil program yang dapat atau tidak dilanjutkan berlangsungnya
program tersebut[9].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa. Penelitian Program Evaluasi merupakan langkah awal dalam
supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan
pemberian pembinaan yang tepat pula hingga mencapai pada ranah tujuan
program yang dimaksut.
Secara lebih rinci tujuan penelitian Program evaluasi
adalah:
1. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan
program.
2. Membantu dalam penentuan keputusan
penyempurnaan atau perubahan program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan
keberlanjutan atau penghentian program karena dipandang program tersebut tidak
bermanfaat atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang
diharapkan.
4. Menemukan fakta – fakta dukungan dan penolakan
terhadap program.
DAFTAR PUSTAKA
v Emzir,
2007. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
v Hamidi,
2007. Metode Penelitian dan Teori
Komunikasi, Malang: UMM Press.
v Nana
Syaodih Sukmadinata, 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
v Rosdy
Ruslan, 2003. Metode Penelitian Publik,
Surabaya: PT Raja Grafindo Persada.
v Sutrisno
Hadi, 1997. Metodologi Research, Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
v Sugiyono,
2013. Metode Penelitian Manajemen,
Bandung: Alfabeta.
[1]Rosdy Ruslan, Metode Penelitian Publik, (Surabaya: PT
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3
[2]Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 3
[3]Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 740
[5]Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM 1997), hlm. 42
[6]Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 94
[7]Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, hlm 27
[8]Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2007),
hlm. 147
[9]Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, hlm. 745-746
PENELITIAN PROGRAM EVALUASI
Reviewed by adeardo
on
01.57
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar